DaruHIko Kururu

Kamis, 30 September 2010

perngertian menyimak

2.1 Pengertian Penyimak
Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak
(panduan bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18)
Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan
bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung
dalam bahan simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4).

2.2 Tujuan Menyimak
Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta
gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Dengan demikian tujuan
menyimak dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Menyimak memperoleh fakta atau mendapatkan fakta
b. Untuk menganalisis fakta
c. Untuk mengevaluasi fakta
d. Untuk mendapatkan inspirasi
e. Untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri

2.3 Jenis-Jenis Menyimak
Pengklarifikasian menyimak berdasarkan:
a. Sumber suara
b. Cara penyimak bahan yang disimak
c. Tujuan menyimak
d. Taraf aktivitas penyimak
Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1) Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
2) Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi
Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat diklarifikasikan sebagai
berikut:
1) Menyimak ekstensif (extensive listening)
Menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan perhatian, ketentuan dan
ketelitian sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara garis besarnya saja.
Menyimak ekstensif meliputi
a) Menyimak sosial
b) Menyimak sekunder
c) Menyimak estetik
2) Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan
ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam.
Menyimak intensif meliputi:
a) Menyimak kritis
b) Menyimak introgatif
c) Menyimak penyelidikan
d) Menyimak kreatif
e) Menyimak konsentratif
f) Menyimak selektif

Tujuan menyimak berdasarkan Tidyman & butterfield membedakan menyimak menjadi:
a) Menyimak sederhana
b) Menyimak diskriminatif
c) Menyimak santai
d) Menyimak informatif
e) Menyimak literatur
f) Menyimak kritis
Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat diklarifikasikan:
a) Kegiatan menyimak bertarap rendah
b) Kegiatan menyimak bertaraf tinggi

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak
1. Unsur Pembicara
Pembicara haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis dan
kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik / bervariasi
2. Unsur Materi
Unsur yang diberikan haruslah actual, bermanfaat, sistematis dan seimbang
3. Unsur Penyimak / Siswa
a. Kondisi siswa dalam keadaan baik
b. Siswa harus berkonsentrasi
c. Adanya minat siswa dalam menyimak
d. Penyimak harus berpengalaman luas
4. Unsur Situasi
a. Waktu penyimakan
b. Saran unsur pendukung
c. Suasana lingkungan

2.5 Ciri-Ciri Penyimak Ideal
Menurut Djago Tarigan mengidentifikasi ciri-ciri menyimak ideal sebagai berikut:
1. Berkonsentrasi
Artinya penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi yang disimak
2. Penyimak harus bermotivasi
Artinya mempunyai tujuan tertentu sehingga untuk menyimak kuat
3. Penyimak harus menyimak secara menyeluruh
Artinya penyimak harus menyimak materi secara utuh dan padu
4. Penyimak harus menghargai pembicara
5. Penyimak yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti
6. Penyimak harus sungguh-sungguh
7. Penyimak tidak mudah terganggu
8. Penyimak harus cepat menyesuaikan diri
9. Penyimak harus kenal arah pembicaraan
10. Penyimak harus kontak dengan pembicara
11. Kontak dengan pembicara
12. Merangkum
13. Menilai
14. Merespon

2.6 Kegiatan Menyimak
1) Proses menyimak komprehensif
Adapun komponen yang termasuk dalam proses menyimak:
a) Rangsang bunyi
Weafer 91972) memasukan kata-kata, bunyi isyarat dan bunyi-bunyi lainnya sebagai tipe-
tipe simbol bunyi yang dapat diterima dan dapat dimaknai oleh penyimak
b) Penerimaan alat peraga
c) Perhatian dan penyelesaian
d) Pemberian makna
2) Fungsi comprehensive listening
Fungsinya berkonsentrasi pada pesan-pesan yang disampaikan selanjutnya kaitan antara
satu pesan dengan lainnya agar sampai pemahaman yang dikehendaki.
3) Faktor-faktor yang berkaitan dengan menyimak konprehensif
a) Memori
Adapun memori dalam diri kita memiliki tiga fungsi penting
- Menyusun arah tentang apa yang akan kita lakukan dalam aktivitas
- Memberikan struktur baku terhadap pemahaman kita kepada suatu aktivitas apabila
konsep-konsep kita tersebut dikemukakan oleh orang lain
- Memberikan arah/pedoman untuk mengingat pengalaman/ pengetahuan dan informasi-
informasi yang telah diketahui sebelumnya.
Beberapa teori yang memberikan penjelasan tentang penyebab mengapa informasi yang
disimpan dalam memori hilang (lupa)
1) Fuding teori (teori pemudaran): maksudnya informasi yang tidak sering digunakan
akan memudar / perlahan-lahan hilang
2) Distortion theory: informasi yang mirip dengan informasi yang lainnya tidak dapat
dibedakan, yang telah disimpan di ingatan
3) Superssion Theory: teori ini menyatakan pesan akan hilang akibat hambatan
multivasional (melukai)
4) Interference Theory: teori ini menyatakan informasi yang telah di dapat sebelumnya
akan bercampur dengan informasi yang baru didapat
5) Processing Break down theory: teori ini berpendapat bahwa tak satupun dari bagian-
bagian informasi dapat diingat tanpa menggunakan sistem pengkodean makna ganda
(sistem coding ambigu)
Menurut penelitian manusia akan lebih mengingat apabila informasi itu:
1) Dianggap penting dan berharga atau berguna dalam kehidupan
2) Dianggap lain dari pada informasi yang lain atau dianggap unik (tidak wajar)
3) Terorganisir dan
4) Berupa informasi visual
Menurut Montgo Mery ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar kita dapat
meningkatkan daya mengingat kita. Kita harus memiliki keinginan kuat untuk
meningkatkan daya ingatan, meningkatkan konsentrasi terhadap suatu pesan, dan peduli
terhadap lingkungan dan orang-orang di sekitar kita.
b) Konsentrasi
Salah satu alasan mengapa pendengar tak dapat berkonsentrasi pada sumber pembicaraan
(penuturan) adalah kemungkinan karena sering berkomunikasi dalam rentang yang terlalu

lama, sehingga keadaan seperti ini menuntutnya untuk membagi-bagi energi. Untuk
memperhatikan antara berbagai ragam rangsang dan tidak merespon pada suatu rangsang
saja.
Alasan yang kedua adalah karena pendengar salah mengarahkan energi untuk
memperhatikan (attention energy). Menurut Erving Goffman, bentuk standar dan
kesalahan penafsiran meliputi hal-hal berikut:
1) Pencakupan / pemenuhan eksternal, dibandingkan dengan berkonsentrasi pada pesan
penutur, pendengar cenderung akan mudah terkacaukan perhatiannya oleh stimulasi /
rangsang dari luar
2) Kesadaran diri
3) Kesadaran berinteraksi
4) Kurangnya rasa ingin tahu terhadap apa yang sedang dibicarakan
Ada tiga alasan lain yang menyadari alasan kurangnya konsentrasi di atas diantaranya;
kurangnya motivasi diri dan kurangnya tanggung jawab
c) Pembendaharaan kata
Faktor yang mempengaruhi kemampuan komprehensif pendengar adalah ukuran kosa
kata. Diasumsikan bahwa ukuran kosa kata merupakan variabel penting dalam
pemahaman pendengar.
Dalam peran kita sebagai komunikator, kita memiliki empat jenis kosa kata fungsional
yang sangat bervariasi ukurannya, jenis kosa kata itu dibedakan berdasarkan usia, saat
seseorang melakukan komunikasi. Hal tersebut digambarkan sebagai berikut:
1) Sampai kira-kira seseorang mencapai usia sebelas tahun kosa kata fungsional terbesar
yang dimiliki adalah kosa kata simakan mendengar (listening vocabulary) artinya
pengayaan kosa katanya pada fase ini dapat dan hasil simakan dari kehidupan sehari-hari
2) Setelah lewat usia dua belas, kosa kata simakan yang seseorang miliki, umumnya
dipengaruhi oleh kosa kata atau hasil membaca (reading vocabulary).
Orang dewasa dikatakan memiliki kosa kata minimum apabila ia hanya memilih rata-rata
kosa kata sebesar 20.00 kata.
Untuk meningkatkan kosa kata umum maupun kosa kata mendengar menurut langkah-
langkah Pauk dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Langkah pertama adalah menumbuhkan minat kata-kata. Ada dua kemampuan dasar
yang dapat membantu kita untuk mempelajari kata-kata baru berdasarkan maknanya
adalah kemampuan menganalisa struktur dan kemampuan menganalisa konteks kata
keterampilan pertama tadi yaitu analisis struktur.
2. Langkah yang kedua adalah mempelajari makna dari kata-kata yang tidak lazim dari
konteks-konteksnya.
Ada 2 jenis petunjuk kontekstual yang utama dan telah umum dikenal yakni petunjuk
sematik (makna kata) dan sintaksis (struktur kalimat), yang termasuk ke dalam petunjuk
sematik adalah petunjuk sinonim, penjelas, deskripsi, contoh, kesimpulan, penjelas
pengalaman, situasi,.
Petunjuk kontekstual kedua adalah petunjuk sintaksis berupa pola-pola penyusun kalimat
yang menjadi penyusun suatu kalimat.

d) Faktor-faktor tambahan
1) Faktor kurang seringnya diadakan penelitian-penelitian yang terkontrol secara ilmiah
2) Tak banyak mengenal paliditas dan realibitas tes mendengar yang diterapkan dalam

penelitian
3) Karena sebagian besar peneliti belum terkoordinir dengan baik.
Ada beberapa variabel yang mempengaruhi keefektifan menyimak konprehensif adalah
usia, motivasi, intelgensia, tingkat pencapaian, kemampuan berbicara, pemahaman
membaca, kemampuan belajar, kemampuan berbahasa dan cultural
BAB III
PENUTUP

Hakekat dari ilmu menyimak adalah suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar
dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterprestasi, menilai dan merealisasi atas
makna yang terkandung dalam bahan simakan.
Jadi menyimak sangatlah penting bagi para pelajar terutama siswa SD, menyimak
bertujuan untuk menangkap, memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada
materi atau bahasa simakan. Keterampilan menyimak sangatlah penting, baik di luar
maupun di sekolah, namun demikian di Indonesia kelihatanya belum mendapat tempat
yang menggembirakan. Hal ini terbukti belum dimasukannya menyimak secara eksplisit
pada GBPP bidang studi.
Kegiatan menyimak ternyata besar sekali peranannya dalam kehidupan sehari-hari. Mulai
dalam kehidupan keluarga atau rumah tangga, di masyarakat di pabrik, di kantor, di
perusahaan, di sekolah dan sebagainya.
Kita tahu bahwa kegiatan menyimak sangat banyak dilakukan di sekolah maupun di luar
sekolah, namun kenyataannya masih jarang sekali orang-orang yang berminat
mengadakan penelitian di bidang menyimak.
DAFTAR PUSTAKA

Supriatna Agus, M.Pd., Rukianti K. Enung Hj. Dra. M.Pd.; Modul pembelajaran Program
Diploma Dua Guru Kelas MI.
Natasamita hanapi, Drs. Panduan Bahasan Dan Sastra Indonesia

1 komentar: