DaruHIko Kururu

Selasa, 28 September 2010

menyimak

d. Superior: ujaran pembicara mencerminkan rasa tinggi hati, merasa lebih unggul dari
oranglaindlm segala hal. Contoh: kamu harus tau, harus sadar, bahwa kamu tidak ada apa-
apanya disbanding aku. Lihat saja akuorang kaya banyak harta sedangkan kamu miskin
tidak punya apa-apa, aku selalu berpakaian mahal dan keren sedangkan baju kamu murah
dan jelek, lihat wajahmu yang jelek itu sedangkan wajah saya ganteng luar biasa, terus aku
selalu dihormati dan disegani orang sedangkan kamu hina sekali. Apakah kamu tidak sadar
akan itu semua? Kau dan aku ini bagai langit dan bumi.
e. Netral: ujaran pembicara mencirman sipat netral, tidak memihak golongan/pihak
tertentu. Contoh: saudara-saudara saya tidak pernah memperhatikan msalah mereka, karena
bagi saya masalah saya sendiri saja sudah cukup jadi tidak perlu lah mengurusi masalah
rang lain.
f. Pasti dan tentu: ujaran pembicara membuat penyimak harus memilih salah satu alas an
yang tepat/pasti. Contoh: kamu harus berikan jawabannya sekarang dengan tegas dan jelas!
Kamu pilih akau atau dia? Cepat jawab!
5. Menyimak suportif: mendukung atau menunjang
a. Deskripsi: ujaran pembicara mendeskripsikan lebih banyak & menginginkan pendengar
mengetahui lebih banyak. Contoh: tolong sampaikan kepada saya, kemajuan-kemajuan
apalagi yang sudah dicapai sekolah ini: dalam bidang prstasi ekskulnya, prestasi belajarnya,
sarana-prasarananya, dan bidang ketenagaannya. Saya yakin anda dapat memberikan data-
data tersebut, karena anda lebih tahu mengenai hal itu.
b. Orientasi: ujaran pembicara berorientasi thdp suatau permasalahan & meminta
pendengar untuk mengungkapkannya. Contoh: tadi telah saya kemukakan tentang berbagai
kemajuan sekolah ini. Sekarang tolong katakana kepada saya menurut anda masalah apa
saja yang ada baik dalam bidang prestasi ekskul, prestasi belajar, sarana-prasarana, dan
bidang ketenagaan. Siapa tau msalah itu bisa dipecahkan bersama, dan yang tidak akan saya
usahakan penjelsannya.
c. Spontanitas: ujaran pembicara bersifat spontanitas/langsun. Hal ini membuat penyimak
mudah menangkap isi pembicaraan. Saudara-saudara dewan guru tadi telah saya kemukakan
mengenai kesejahteraan guru. Sekarang apa yang dapat kita lakukan mengenai
kesejahteraan itu, khususnya mengenai kenaikan gaji, pengurangan jam mengajar sesuai
kondisi dan keadaan serta maslah pemutusan/perpanjangan kontrak! Mari kita pikirkan
bersama hal ini. Karena tanpa dewan guru yang sejahtera mustahil sekolah ini bisa maju.
d. Empati: ujaran pembicara mencerminkan ketegasan thdp sesuatu hal. Contoh: kita tidak
mau dihina, dicaci, serta dimaki tanpa alas an yang benar. Kita pasti marah karena ini benar-
benar penghinaan besar, dianggap rendah tak bisa apa-apa! Sungguh keji perbuatan mereka
itu bukan? Kta tidak mau diperlakukan seperti ini, karena kita makhluk Tuhan yang punya
kedudukan sama di hadapanNya.
e. Ekualitas: ujaran pembicara mencerminkan persamaan hak antar sesama. Contoh:
saudara2 mari kita pikirkan bersama, apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan mutu
kwalitas pendidikan di sekolah kita ini.
f. Provesionalisme: ujaran pembicara mencerminkan rasa ketepaan dan kejelasan suatu
hal. Contoh: melihat kemunduran prestasi belajarnya, maka cara yang terbaik adalah dengan
memberikannya gratis bayaran sekolah! Masalah prestasinya jangan kawatir lagi, semester
berikutnya pasti belajar dan prestasinya akan kembali meningkat.
6. Saran praktis meningkatkan keterampilan menyimak
a. bersifat positif
b. bertindak responsive
c. mencegah gangguan
d. simak & tangkap maksud pembicara
e. mencari tanda-tanda yang akan datang
f. mencari ranngkuman pembicaraan terdahulu
g. menilai bahan-bahan penunjang
h. mencari petunjuk verbal & non verbal
7. Gangguan-gangguan menyimak: 1) dari dalam: berupa fikiran-fikiran dari si penyimak sendiri,
2) dari luar missal karena hujan, berisik, suara mobil, dll. Cara pencegahannya adlah
konsentrasilah pada ujaran-ujaran sang pembicara agar butir-butir pesan dapat ditangkap,
dicerna, dan dipahami. Jadilah penyimak yang baik.
8. menyimak itu bernilai emas, artinya dari menyimak itu mungkin sekali memperoleh hal-hal yang bernilai tinggi yang berharga, yang berguna. Conthnya nasehat orangtua pada anaknya “Dengarkan dulu baik-baik sebelum kamu kerjakan”
9. Kendala2 menyimak: Keegosentrisan, Keengganan ikut terlibat, Ketakutan akan perubahan, Keinginan menghindari pertanyaan, Puas terhadap penampilan eksternal, Pertimbangan yang premature, Kebingungan semantic
10. Tujuan/fungsi menyimak:
a. Untuk belajar, contoh saat belajar di kelas, seminar, kuliah, dll
b. Untuk menikmati keindahan audial, contoh mendengarkan lagu di aradio, suara burung,
suara qori, dll
c. Untuk mengevaluasi, contoh dipersidangan, diskusi, dll
d. Untuk mengapresiasi, yaitu menyimak agar dia dapat menikmati serta menghargai apa-
apa yang disimaknya itu. contoh setelah membaca novel timbul rasa suka pada penulisnya,
pembacaan puisi, cerita, musik dan lagu.
e. Untuk mengkomunikasikan ide-ide, contoh diskusi
f. Untuk membedakan bunyi-bunyi dgn tepat, contoh saat mengajar membaca Al-quran
g. Untuk memecahkan masalah, contoh berbicara dengan psikolog, guru agama ut
memecahkan masalah
h. Untuk meyakinkan, untuk meyakinkan diri sendiri
11. Menyimak sangat penting dalam kehidupan, namun masih banyak orang tidak menyimak, hal
itu mungkin dikarenakan: orang dalam keadaan cape, dalam keadaan tergesa-gesa, dalam
keadaan bingung/pikiran kacau. Dan karena orangnya tipe introvet
12. Perilaku jelak dalam menyimak: tidak mau menerima keanehan pembicara, tidak mau
memperbaiki sikap, tidak mau memperbaiki lingkungan, tidak dapat menahan diri, tidak mau
meningkatkan pembuatan catatan, tidak tau/mau menyaring tujuan khusus, ridak memanfaatkan
waktu secara tepat guna, tidak dapat menyimak secara rasional, tidak mau berlatih menyimak
hal-hal yang rumit
Kebiasaan jelak dalam menyimak: menyimak lompat tiga, menyimak “saya dapat fakta”, nda
ketulian emosional, menyimak supersnsitif, menghindari penjelasan yang sulit, menolak secara
gegabah suatu subjek sebagai suatu yang tidak menarik, mengkritik cara dan gaya fisik
pembicara, memberi perhatian semu, menyerah pada gangguan, menyimak dengan ketas dan
pencil di tangan.
13. Menyimak tidak hanya pada ujaran tetapi juga pada gerakan, penglihatan, dan perasaan juga
termasuk menyimak. Menyimak ini yaitu dengan mencari petunjuk-petunjuk non verbal seperti
gaya, mimic, gerak-gerik, dan gerakan pembicara merupakan bagain yang vital dari pesannya.
Bersiap-siap pada tanda non verbal ini akan mambantu memahami bagaimana gagsan itu terasa
bagi pembicara. Akan membatu juga menilai ketulusan hari, kejujuran, pendirian, dan integritas
umum pembicara yang mungkin saja mempunyai kepentingan khusus dalam menyimak kritis.
Contohnya dalam debat, atau dipersidangan.
Semoga catatan ini dapat berguna bagi yang menulisnya dan semua yang membacanya. Amin ya
Rabbal’alamin.
Segala masukan dan saran sangat diharapkan guna perbaikan catatan ini. Terimakasih.
----------------ttd wawan sumarwan-------------------------------sa_ayanawae@yahoo.c.id----------------

Sign Up for an Ad-Free Scribd

  • Remove all ads.
    Never see ads on Scribd again.
No Thanks

Share & Embed

More from this user

Recent Readcasters

Add a Comment

Tidak ada komentar:

Posting Komentar